KARYA TULIS ILMIAH
PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI DI PUSKESMAS GRAJAGAN
KECAMATAN PURWOHARJO
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Agar
imunisasi dapat menjangkau semua lapisan masyarakat maka sasaran yang
ditujukan ialah orang tua. Khususnya pada ibu atau calon ibu untuk
diberikan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi bagi anak,
menganjurkan agar ibu membawa anaknya ke Posyandu.
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi yaitu faktor pendidikan (pengetahuan), usia, penyuluhan oleh bidan.
Semua
orang tua, tentu berkeinginan supaya anak-anaknya tetap sehat.
Jangankan sakit berat, sakit ringanpun kalau mungkin jangan sampai
diderita anaknya. Salah satu upaya agar anak-anak jangan sampai
menderita suatu penyakit adalah dengan jalan memberi imunisasi.
Pada
saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat ini terbukti
dengan menurunya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka
kesakitan bayi menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka
kematian bayi menurun 5% dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta
kematian setiap tahunnya di Indonesia. ( Depkes RI/2009 )
|
Keberhasilan
imunisasi ini dikarenakan sudah tersebarnya posyandu dan tenaga
kesehatan. Selain itu peran dari orang tua khususmya ibu-ibu sangat
mendukung pelaksanaan imunisasi.
Pada
hakekatnya masalah imunisasi tidak luput dari perhitungan untung rugi.
Dengan imunisasi anak pasti dapat mencapai keuntungan bukan kerugian.
Keuntungan pada imunisasi tidak terlihat dalam bentuk materi.Mungkin
pula secara langsung dirasakan. Anak yang tidak mendapat imunisasi
mempunyai resiko tinggi terjangkit penyakit infeksidan menular.
Penyakit ini mungkin menyebabkan ia cacat seumur hidup, gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan dapat berakhir dengan kematian.
Di
Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo balita yang mendapatkan
imunisasil lengkap sesuai dengan status Universal Child Immunitation
(UCI) yang ditetapkan oleh WHO, Yaitu sesuai dengan cakupan BCG minimal
90%, DPT I dan DPT II minimal 90%, DPT III minimal 80%, Hepatitis B
minimal 90%, Polio minimal 95%, dan Campak minimal 90%. Padahal,
umumnya sebagian besar ibu-ibu masih merasa takut dan enggan membawa
anaknya untuk imunisasi ke Posyandu karena alassan bayinya menjadi
sakit setelah pemberian imunisasi.
Dari
beberapa keterangan diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Pengetahuan Ibu Balita Tentang Imunisasi
Dasar Lengkap Pada Bayi Di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo “.
B.Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari
beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan maka peneliti membatasi
pada tingkat tahu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Berdasarkan
uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut:
Bagaimana Pengetahuan Ibu Balita Tentang Imunisasi Dasar Lengkap Pada
Bayi Di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo?
C.Tujuan Penelitian
Untuk
mengetahui bagaimana Pengetahuan Ibu Balita Tentang Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Bayi Di Peskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo.
D.Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Dapat
memperkaya konsep/ teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan
kebidanan khususnya yang terkait dengan tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi dasar lengkap pada bayi.
b. Manfaat praktis
Dapat
memberikan masukkan yang berarti bagi ibu dalam meningkatkan
pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi khususnya melalui
perspektif motivasi.
c. Manfaat bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat karya tulis ilmiah (KTI)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. ( Notoatmodjo,2003)
Pengetahuan
(knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan
pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan
dengan lingkungan dan alam sekitar. (referensi assyari abdullah, 2008)
Pengetahuan
adalah dua buah kelebihan manusia disbanding dengan mahluk lain ciptaan
Allah, dengan pengetahuan (knowledge) maka manusia dapat mengetahui apa
air, api, alam dan sebagainya. (Suyanto dan Umi Salamah,2009)
- Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo,2003Tingkat pengetahuan adalah
a. Tahu
|
b. Memahami
Suatu kemampuan menyelesaikan dengan
cara yang benar tentang obyek yang diketahui dan diiterprestasikan
suatu materi dengan benar.Seseorang atau ibu yamg telah paham terhadap
obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menjelaskan, menyimpulkan, tentang materi yang dipelajari.
c. Aplikasi
kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata.
d. Analisa
Suatu kemampuan menjabarkan obyek kedalam komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut.
e. Sintesis
Menunjukan suatu kemampuan intuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan.
f. Evaluasi
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian criteria yang telah ditentukan.
3. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap imunisasi.
a. Pendidikan
Pendidikan
berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan
orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Jadi dapat berbuat
dan mengisi kehidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan mengandung informasi misalnya mengenai hal-hal yang
menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut
Y.B Mantra yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup
pembangunan kesehatan.
b. Penyuluhan Imunisasi oleh Bidan
Pelayanan
kebidanan merupakan bagian integral dari suatu pelayanan kesehatan yang
diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam mencapai KKBS. Pelayanan yang diberikan dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
c. Usia
Usia
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang
tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada
orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa nya.
B. Definisi Imunisasi
1. Definisi konsep dasar imunisasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
a. Imunisasi
adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. (blog-indonesia,2008)
b. Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak
diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu
kebal terhadap penyakit yang lain. ( Notoatmodjo,2003)
c. Menurut
pendapat dr.Karel,SpA, ”Imunisasi adalah cara untuk menimbulkan/
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga kelak bila ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan
sakit atau hanya sakit ringan.
Dengan
banyaknya analisa dari para ahli, peneliti mengambil kesimpulan bahwa
imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada anak atau
seseorang terhadap penyakit tersebut.
2. Dalam tubuh bayi atau anak ada dua jenis kekebalan yang bekerja yaitu:
a. Kekebalan aktif
Kekebalan
aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak
terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat
bertahan lama.
1) Kekebalan aktif alamiah
Dimana
tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari
suatu penyakit misalnya anak telah menderita campak. Setelah sembuh
anak tidak akan terserang campak lagi, karena tubuhnya telah membuat
zat penolakan terhadap penyakit tersebut.
2) Kekebalan aktif buatan
Kekebalan
yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi), misalnya anak
diberikan vaksinasi BCG, DPT, HB, Polio dan lainnya.
b. Kekebalan pasif
Kekebalan
pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri tetapi
kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat
penolakan, sehingga proses cepat tetapi tidak tahan lama.
Kekebalan pasif ini terjadi dengan 2 cara:
1) Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan
ini tidak berlangsung lama ( kira-kira hanya sekitar 5 bulan setelah
bayi lahir )misalnya difteri, morbili dan tetanus.
2) Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolakan.
3. Tujuan Pemberian Imunisasi
a. Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
b. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapt mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.
4. Syarat Pemberian Imunisasi
a. Bayi dalam keadaan sehat
b. Bayi umur 0-11 bulan
5. Tujuh macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi:
a. TBC
b. Polio myelitis (kelumpuhan)
c. Difteri
d. Pertusis
e. Titanus
f. Hepatitis
g. Campak
6. Macam-macam Imunisasi
a. BCG
1) Gunanya :memberikan
kekebalan terhadap penyakit tuberkolosis (TBC). Kekebalan yang
diperoleh anak tidak mutlak 100%, jadi kemungkinan anak akan menderita
penyakit TBC ringan, akan tetapi terhindar dari TBC berat-ringan.
2) Tempat penyuntikan : pada lengan kanan atas.
3) Kontra indikasi :
a) Anak yang sakit kulit atau infeksi kulit ditempat penyuntikan .
b) Anak yang telah menderita penyakit TBC.
4) Efek samping
a) Reaksi normal
(1)
Setelah 2-3 minggu pada tempat penyuntikan akan terjadi pembengkakan
kecil berwarna merah kemudian akan menjadi luka dengan diameter 10 mm.
(2)
Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu agar tidak memberikan apapun
pada luka tersebut dan diberikan atau bila ditutup dengan menggunakan
kain kasa kering dan bersih.
(3) Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut (scar) dengan diametr 5-7 mm.
b) Reaksi berat
(1) kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat/abces yang lebih luas.
(2) Pembengkakan pada kelenjar limfe pada leher atau ketiak.
b. DPT ( Diphteri, Pertusis, Tetanus )
1) Gunanya : Memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri, pertusi, tetanus.
2) Tempat penyuntikan : Dipaha bagian luar
3) Kontra indikasi :
a) Panas diatas 38º C
b)
Reaksi berlebihan setelah pemberian imunisasi DPT sebelumnya seperti
panas tinggi dengan kejang, penurunan kesadaran dan syok.
4) Efek samping :
a) Reaksi lokal
(1) Terjadi pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan disertai demam ringan selama 1-2 hari.
(2) Pada
keadaan pertama (reaksi lokal) ibu tidak perlu panic sebab panas akan
sembuh dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki oleh bayi.
b) Reaksi Umum
(1) Demam tinggi, kejang dan syok berat.
(2) Pada keadaan kedua ( reaksi umum atau reaksi yang lebih berat ) sebaiknya ibu konsultasi pada bidan atau dokter.
c. Hepatitis B
1) Gunanya : memberi kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis
2) Tempat penyuntikan : Dipaha bagian luar
3) Kontra indikasi : tidak ada
4) Efek samping : Pada umumnya tidak ada
d. Polio
1) Gunanya : memberikan kekebalan terhadap penyakit polio nyelitis
2) Cara pemberian : Diteteskan langsung kedalam mulut 2 tetes
3) Kontra indikasi:
a) Anak menderita diare berat
b) Anak sakit panas
4) Efek samping :
a) Reaksi yang timbul biasanya hampir tidak ada, kalaupun ada hanya berak-berak ringan
b) Efek samping hampir tidak ada,bila ada hanya berupa kelumpuhan pada anggota gerak dan tertular kasus polio orang dewasa.
c) Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi polio adalah 45-100%.
e) Campak
1) Gunakan : memberi kekebalan terhadap penyakit campak.
2) Tempat penyuntikan : Pada lengan kiri atas
3) Kontra indikasi :
a) Panas lebih dari 38ºC
b) Anak yang sakit parah
c) Anak yang menderita TBC tanpa pengobatan
d) Anak yang defisiensi gizi dalam derjat berat
e) Riwayat kejang demam
4) Efek samping :
a) Panas lebih dari 38ºC
b) Kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke
10-12
c) Dapat terjadi radang otak dalam 30 hari setelah penyuntikan tetapi kejadian ini jarang terjadi.
7. Tabel Jadwal Pemberian Imunisasi
Vaksinasi
|
Pemberian Imunisasi
|
Selang Waktu Pemberian
|
Umur
|
BCG
DPT
HB
HB Uniject
Polio
Campak
|
1x
3x
DPT I,II III
3x
HB I,II,III
1x
4x
Polio I,II,III,IV
1x
|
-
4 Minggu
4 Minggu
-
4 Minggu
-
|
0 – 12 Bulan
2 – 12 Bulan
0 – 12 Bulan
0 – 2 hari
0 – 12 Bulan
9 – 12 Bulan
|
Sumber : Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia,2009
C. KERANGKA KONSEPTUAL
Pengetahuan Ibu Balita Tentang Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo
Sumber : Notoatmodjo 2003 dan Arikunto 2006
Keterangan :
: Di teliti
: Tidak di teliti
Adapun
variabel yang diteliti adalah pengetahuan ibu balita tentang imunisasi
dasar lengkap meliputi: pengertian, tujuan dan manfaat, efek samping,
penatalaksanaan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, usia, dan penyuluhan oleh bidan.
Pengetahuan
adalah suatu yang diketahui, yang ditangkap dengan panca indera manusia
baik secara formal maupun informal. Semakin tinggi tingkat pengetahuan
ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi diharapkan semakin mudah
dalam menerima informasi tentang imunisasi dasar lengkap.
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian
Desain
penelitian yang di gunakan dalam penlitian ini adalah penelitian yang
berbentuk penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. (Notoatmodjo 2005)
B. Variabel
Variabel
adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan peneliti,
sering kali di katakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor
yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan di teliti
(Arikunto, 2006).
Dalam penelitian ini variabelnya adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi.
|
1. Definisi Opersional
Variabel
|
Definisi operasional
|
Kriteria
|
Alat ukur
|
Skala
|
Pengetahuan, pemahaman imunisasi dan penerapan.
|
Segala sesuatu yang dipahami, dimengerti oleh ibu tentang imunisasi.
Pengertian, tujuan manfaat, efek samping dan penatalaksanaan.
|
Baik: 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang :
40-55%
Tidak baik : ≤40%
(Arikunto,2006)
|
Quesioner
|
Ordinal
|
C. Populasi
Adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan di teliti (Arikunto, 2006)
Berdasarkan
pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa populasi adalah semua objek
yang di amati dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu-ibu yang mempunyai bayi umur 0-12 bulan. Dalam penelitian
ini populasinya adalah 30 orang.
D. Sampel
Adalah
sebagian dari keseluruhan objek yang di teliti dan di anggap mewakili
seluruh populasi (Arikunto,2006). Besarnya sampel dalam penelitian ini
adalah 30 orang / total sampling.(Arikunto,2006)
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian di lakukan di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo .
2. Waktu penelitian di lakukan pada tanggal 4-14 agustus 2009.
F. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data
Dari
hasil data dengan menggunakan rekam medik secara deskripif melalui
tabel distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase dan
narasi.
Langkah – langkah pengolahan data sebagai berikut :
1. Editing
Proses
editing dengan memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan rekam
medik ini berarti semua data harus diteliti kelengkapan data yang
diberikan.
2. Coding
Untuk
memudahkan dalam pengolahan data maka untuk setiap jawaban dari
kuesioner yang telah disebarkan diberi kode sesuai dengan arakter.
3. Skoring
Tahap
ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi
sehingga setiap responden atau hasil observasi dapat diberikan skor.
Tidak ada pedoman yang baku untuk scoring namun scoring harus diberikan.
4. Tabulating
Mentabulasi dengan memuat tabel-tabel sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
G. Tehnik Analisa Data
Menurut
Arikunto (2006) setelah data terkumpul melalui kuesioner ditabulasi dan
dikelompokkan sesuai dengan variable yang diteliti, jawban seluruh
responden dari masing-masing dikalikan 100% dan hasilnya berupa
prosentase.
Selain
itu juga dilakukan cara pemberian skore dalam penelitian dimana tiap
jawaban benar skornya 1 (satu) bila salah nilainya 0 (nol)
Cara pemberian skore dalam penelitian ini digunakan rumus:
P =
Keterangan
P = Prosentase
∑f = Skor yang didapat
h = Jumlah pertanyaan
Dengan kriteria nilai sebagai berikut:
Baik : 76-100% (13-16 jawaban yang benar)
Cukup : 56-75% (09-12 jawaban yang benar)
Kurang : 40-55% ( 05-08 jawaban yang banar)
Tidak baik : ≤40% ( 01-04 jawaban yang benar)
( Arikunto, 2006)
H. Etika Penelitian
Dalam
melaksanakan penelitian ini terleih dahulu harus mengajukan izin kepada
Kepala Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo yang digunakan sebagai
tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan kemudian di lakukan
penelitian dengan menekankan kepada masalah etika yang meliputi:
1. Informed Concent (Lembar persetujuan menjadi subjek)
Lembar
persetujuan menjadi subjek akan diedarkan sebelum penelitian di lakukan
pada seluruh subjek yang akan di teliti. Hal ini akan dilakukan dengan
tujuan untuk menghindari kesalahpahaman dalam dan sesudah dilakukan
penelitian. Jika subjek bersedia di teliti maka subjek harus
menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek menolak dijadikan
responden maka peneliti tetap menghormati hak-hak subjek.
2. Anomity
Demi
menjaga kerahasiaan dan identitas subjek, maka peneliti tidak
mencantumkan nama subjek pada lembar kuisioner hanya saja lembar
tersebut di beri kode nomor tertentu.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Informasi yang telah di kumpulkan subjek di jamin kerahasiaannya oleh peneliti.
I. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian dalam hal ini mencakup kelemahan atau hambatan yang dirasakan dalam penelitian yaitu:
1. Sampel
Sampel yang digunakan terbatas sehingga untuk memperoleh hasil penelitian yang akurat belum dapat di capai.
2. Waktu Penelitian Terbatas
Waktu penelitian sangat terbatas sehingga hasilnya kurang dari sempurna dan kurang memuaskan.
3. Instrument Pengumpula Data
Instrument
pengumpulan data memiliki jawaban yang banyak di pengaruhi oleh sikap
dan jawaban-jawaban pribadi sehingga hasilnya kurang memuaskan secara
kualitatif.
4. Peneliti
Peneliti belum memiliki pengalaman dan belum pernah meneliti sehingga hasil penelitian yang di lakukan kurang sempurna.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian yang dilaksanankan di Puskesmas Grajagan Purwoharjo pada bulan Agustus.
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Grajagan terletak di Curahjati. Batasan wilayah Puskesmas Grajagan yaitu :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Glagahagung Kecamatan Purwoharjo
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pantai Grajagan Kecamatan Purwoharjo
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo
Tenaga kesehatan di puskesmas grajagan antara lain :
a. Dokter umum : 1 orang
b. Dokter gigi : 1 orang
c. Bidan : 11 orang
d. Perawat : 9 orang
e. Staf TU : 3 orang
2. Data Umum
a. Responden menurut umur
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi umur ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan di Puskesmas GrajaganTanggal 4-14 Agustus Tahun 2009.
No
|
Usia
|
Frekuensi (f)
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
|
<20
21 – 35
>35
|
6
23
1
|
20
76.67
3.33
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui sebagian besar responden berumur 21-35 tahun yaitu 23 responden (76.67%).
b. Karakteristik responden menurut pendidikan
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pendidikan ibu yang mempunyai anak usia 0-12 bulan di Puskesmas Grajagan Tanggal 4-14 Agustus Tahun 2009.
No
|
Pendidikan
|
Frekuensi (f)
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
|
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
|
12
11
6
1
|
40
36.67
20
3.33
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui sebagian berpendidikan SD yaitu 12 responden (40%).
3. Data khusus
a. Data pengetahuan ibu balita tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi
Tabel 4.3 Distribusi
pengetahuan ibu yang mempunyai anak usia 0-12 bulan tentang imunisasi
dasar lengkap pada bayi di Puskesmas Grajagan 4-14 Agustus Tahun 2009
No
|
Pengetahuan
|
Frekuensi (f)
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
4
|
Baik
Cukup
Kurang
Tidak baik
|
5
16
5
4
|
16.67
53.33
16.67
13.33
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui lebih dari 50 % berpengetahuan cukup yaitu 16 responden (53,33%).
b. Data pengetahun ibu balita tentang pengertian stimulasi anak usia 0-3 tahun.
Tabel 4.4 Distribusi pengetahuan ibu mempunyai anak usia
0-12 bulan tentang pengertian imunisasi dasar lengkap pada bayi di puskesmas Grajagan
4-14 Agustus Tahun 2009.
No
|
Pengetahuan
|
Frekuensi (f)
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
|
Baik
Cukup
Kurang
Tidak baik
|
8
9
8
5
|
26.67
30
26.67
16.66
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Berdasarkan
tabel 4.4 diatas dapat diketahui kurang dari 50 % yaitu 9 responden
(30%) memiliki pengetahuan tentang pengertian imunisasi dalam batasan
yang cukup.
c. Data pengetahuan ibu balita tentang tujuan dan manfaat imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Tabel 4.5 Distribusi
pengetahuan ibu yan mempunyai bayi usia 0-12 bulan tentang tujuan dan
manfaat imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Grajagan Tanal 4-14
Agustus Tahun 2009.
No
|
Pengetahuan
|
Frekuensi (f)
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
|
Baik
Cukup
Kurang
Tidak baik
|
7
8
12
3
|
23.33
26.67
40
10
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Berdasarkan
tabel 4.5 diatas dapat diketahui sebagian besar memiliki pengetahuan
kurang tentang tujuan dan manfaat dasar lengkap yaitu 12 responden
(40%).
d. Data pengetahuan ibu balita tentang efek samping imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Tabel 4.6 Distribusi pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Grajagan
No
|
Pengetahuan
|
Frekuensi (f)
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
|
Baik
Cukup
Kurang
Tidak baik
|
5
5
11
9
|
16.67
16.67
36.66
30
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Berdasarkan
tabel 4.6 diatas dapat diketahui sebagian besar responden memiliki
pengetahuan kurang tentang efek samping imunisasi dasar lengkap yaitu 11responden (36.66%).
e. Data pengetahuan ibu balita tentang penatalaksanaan imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Tabel
4.7 Distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan
tentang penatalaksanaan iminisasi pada bayi di Puskesmas Grajagan
tanggal 4-14 Agustus 2009
No
|
Pengetahuan
|
Frekuensi (f)
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
|
Baik
Cukup
Kurang
Tidak Baik
|
5
13
8
4
|
16.67
43.33
26.67
13.33
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Berdasarkan tabel 4.7diatas dapat diketahui sebagian besar memiliki pengetahuan cukup tentang penaalaksanaan imunisasi pada bayi yaitu 13responden (43.33%).
B. Pembahasan
1. Pengetahuan ibu balita tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi di Puskesmas Grajagan.
Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang didapat bahwa lebih dari 50% berpengetahuan cukup yaitu 16 responden (53,33%).
Hasil
analisis ini didukung oleh umur responden.Dari data dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden berumur 21-35 tahun yaitu 23 responden
(76.67%).dan kurang dari 50% responden berumur <> 35 ahun yaitu1
responden (3.33%)
Usia
21-35 tahun merupakan usia yang reproduktif bagi seseorang untuk dapat
memotivasi diri memperoleh pengetahuan yang sebanyak banyaknya. Usia
adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
berulang tahun. Jadi semakin matang usia seseorang, maka dalam memahami
suatu masalah akan lebih mudah dan dapat menambah pengetahuan (Nursalam
dan Pariani, 2001).
Semakin
banyak umur atau semakin tua seseorang maka akan mempunyai kesempatan
dan waktu yang lebih lama dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan.
Dengan demikian semakin tua umur responden maka tingkat pengetahuan ibu
balita tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi semakin baik.
Hasil
analisis juga dipengaruhi oleh pendidikan responden. Berdasarkan data
diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan SD
yaitu 12 responden (40%), responden berpendidikan SMP yaitu 11
responden (36.67%),responden berpendidikan SMA yaitu 6 responden (20%)
dan responden berpendidikan perguruan tinggi yaitu 1 responden (3.33%)
Menurut
Nursalam (2001) bahwa makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin
mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki. Responden yang berpendidikan tinggi akan mudah menyerap
informasi, sehingga ilmu pengetahuan yang dimiliki lebih tinggi namun
sebaliknya orang tua yang berpendidikan rendah akan mengalami hambatan
dalam penyerapan informasi sehingga ilmu yang dimiliki juga lebih
rendah yang berdampak pada kehidupannya.
Penelitian
ini didapatkan bahwa pengetahuan responden tentang imunisasi dasar
lengkap pada bayi lebih dari 50% (53,33%) cukup. Hal ini dikarenakan
informasi mengenai imunisasi dasar lengkap pada bayi adalah informasi
khusus yang tidak didapat di bangku sekolah atau Perguruan tinggi umum
kecuali sekolah kesehatan. Adapun informasi mengenai imunisasi dasar
lengkap biasanya diperoleh melalui penyuluhan kesehatan atau melalui
tenaga kesehatan baik dipuskesmas atau posyandu.
Dengan
demikian pemberian informasi mengenai imunisasi dasar lengkap pada bayi
yang diberikan akan mudah diterima oleh responden sehingga akan semakin
termotivasi untuk membawa bayinya untuk mendapatkan imunisasi dasar
lengkap.
2 Pengetahuan ibu balita tentang pengertian imunisasi dasar lengkap pada bayi secara khusus.
Berdasarkan
analisa dan interpretasi data yang didapat bahwa kurang dari 50%
berpengetahuan cukup yaitu 9 responden (30%) kurang dari 50%
berpengetahuan baik yaitu 8 responden (26.67%), dan kurang dari 50%
berpengetahuan kurang yaitu 8 responden (26.67%) dan kurang dari 50%
berpengetahuan tidak baik yaitu 5 responden (16.66%). Hal ini dapat
dilihat dari jawaban yang benar pada kuisioner tentang pengertian
imunisasi dasar lengkap pada bayi dikutip dari Oktaria (2007). Hal ini
dapat dilihat dari latar belakang pendidikan mereka rata-rata rendah
(SD) dan cukup yaitu SMP dan SMA disamping itu juga di tunjang
sebelumnya mereka ada yang pernah mendapatkan informasi tentang
imunisasi dasar lengkap dari media atau penyuluhan, pencapaian
pengetahuan cukup diatas mungkin disebabkan adanya pengalaman dalam penerapan imunisasi dasar lengkap dan pernah mendapat informasi.
Meskipun
ada responden berlatar belakang pendidikan hanya SMP namun pernah
mendapat informasi dari media atau penyuluhan dan mempunyai pengalaman
tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi. Hal ini disebabkan oleh
informasi yang didapat menurut Notoatmodjo (2005) mengatakan pengalaman
merupakan guru yang baik, yang bermakna bahwa pengalamn itu merupakan
sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, dan
pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan.
Kurang
dari 50% responden memiliki pengetahuan kurang 5 responden (16.67%).
Hal ini dapat dilatar belakangi pendidikan SD dan SMP disamping itu
juga tidak pernah mendapatkan informasi dan tidak memiliki pengalaman
sama sekali dalam pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi. Hal ini
dapat diperkuat oleh Notoatmodjo (2005) bahwa pengalaman merupakan
sumber pengetahuan.
Pendidikan
berhubungan dengan transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan,
ketrampilan dan aspek kelakuan yang lain, dan merupakan proses belajar
dan mengajar. Pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapakan
(Notoatmodjo 2003).
3 Pengetahuan ibu balita tentang tujuan dan manfaat imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Berdasarkan
analisa dan interpretasi data yang didapat diketahui bahwa dari 30
responden kurang dari 50% berpengetahuan kurang yaitu 12 responden
(40%) dan berpengetahuan baik yaitu 7 responden (23.33%).
Sebagian
besar responden menjawab pada item soal yang benar tentang tujuan
imunisasi pada bayi yaitu untuk memberi kekebalan pada anak dikutip
oleh (Notoatnodjo, 2003) hal ini dapat dilihat dari latar belakang
pendidikan yang cukup dan kurang yaitu SMP dan SD disamping itu juga
tidak pernah mendapat informasi.
Kurang
dari 50% berpengetahuan tidak baik yaitu 3 responden (10%). Hal ini
dapat dilihat dari jawaban yang salah tentang tujuan manfaat imunisasi
pada item. Hal ini dapat dilatarbelakangi pendidikan yang kurang tidak
pernah mendapatkan informasi tentang imunisasi pada anak dan sama
sekali tidak memiliki pengalaman tentang imunisasi dasar lengkap pada
bayi. Hal ini diperkuat oleh Notoatmodjo (2005) bahwa pengalaman
merupakan sumber pengetahuan.
4. Pengetahuan ibu balita tentang efek samping imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Berdasarkan analisa dan interpretasi data dapat diketahui bahwa
sebagian besar berpengetahuan kurang yaitu 11 responden (36.66%),
kurang dari 50% berpengetahuan tidak baik yaitu 9 responden (30%), dan berpengetahuan cukup yaitu 5 responden (16,67%) dan berpengetahuan baik yaitu 5 responden (16.67%).
Sebagian
besar responden berpengetahuan kurang yaitu 11 responden (36.66%). Hal
ini dilihat dari jawaban yang benar pada item soal efek samping
imunisasi dasar lengkap pada bayi dengan memberikan penyuluhan tentang
imunisasi dasar lengkap. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang
pendidikan yang rendah, di samping itu juga di tunjang sebelumnya
mereka ada yang pernah mendapatkan informasi tentang efek samping
imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Kurang
dari 50% responden memiliki pengetahuan baik yaitu 5 responden
(16.67%). Hal ini dapat dilihat dari semua jawaban item soal yang
benar. Hal
ini dapat diperkuat dengan jawaban responden tentang penatalaksanaan
imunisasi dasar lengkap. Responden pernah mendapatkan informasi dari
media dan penyuluhan, dan sebagian besar resonden berpendidikan rendah
dan kurang yaitu SD dan SMP.
Hal
ini dimungkinkan karena memahami informasi tentang imunisasi dasar
lengkap pada bayi yang diperoleh, menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan
bahwa memahami yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan atau
menginterprestasikan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dan
dapat di interprestasikan dengan benar. Hal ini di sesuaikan dengan
pendapat kuliah bidan (2009) yang menyatakan bahwa dengan pendidikan
yang baik orang tua dapat menerima informasi dari luar.
Kurang dari 50% berpengetahuan kurang yaitu 5 responden (16,67%). Hal ini di lihat dari item soal tentang imunisasi dasar lengkap pada
bayi. Pencapaian pengetahuan kurang hal ini di sebabkan pendidikan yang
rendah sama sekali tidak mempunyai pengalaman dan tidak pernah
mendapatkan informasi. Hal ini di perkuat oleh Notoatmodjo (2003) bahwa
pengalaman merupakan guru yang baik untuk memperoleh pengetahuan.
5. Pengetahuan ibu balita tentang penatalaksanaan imunisasi dasar lengkap pada bayi
Berdasarkan
anlisa dan interpretasi data dapat diketahui bahwa sebagian besar
berpengetahuan cukup yaitu 13 responden (43.33%), kurang dari 50%
berpengetahuan kurang 8 responden (26.67%), 5 responden (16.67%)
berpengetahuan baik dan 4 responden (13.33) berpengetahuan tidak baik.
Sebagian
besar responden berpengetahuan cukup yaitu 13 responden (43.33%). Hal
ini dapat dilihat dari latar belakang pendidikan rendah dan cukup yaitu
SD dan SMP, meskipun berpendidikan rendah mereka juga pernah mendapat
informasi tentang imunisasi dasar lengkap. Hal ini dapat diperkuat
Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa pengalaman merupakan guru yang baik
yang bermakna bahwa pengalaman itu sumber pengetahuan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan.
Sebagian
besar responden berpengetahuan cukup yaitu 13 responden (43.33%). Hal
ini dapat dilihat dari latar pendidikan dan mempunyai pengalaman dalam
mengimunisasi bayi, pada umumnya semakin tinggi pendidikan maka akan
semakin baik pula pengetahuannya. Pengetahuan itu sendiri merupakan
domain yang sangat penting utnuk terbentuknya perilaku seseorang
(Notoatmodjo,2003)
Berdasarkan
uraian diatas, semakin tinggi pendidikan maka semakin baik pula dalam
mengaplikasikan materi dalam perkembangan anak yang diperoleh.
Responden yang berpendidikan tinggi akan lebih baik dalam keaktifan
membawa anak untuk mendapat imunisasi dibandingkan dengan responden
yang berpendidikan rendah dan tidak pernah mendapatkan informasi.
Meskipun
ada responden yang tidak mempunyai pengalaman dalam pemberian imunisasi
pada bayi namun berpendidikan tinggi dan pernah mendapat informasi akan
membentuk pengetahuan yang baik. Hal ini di mungkinkan karena memahami
informasi tentang perkembangan anak yang diperoleh, menurut Notoatmodjo
(2003) mengatakan bahwa memahami yaitu suatu kemampuan utnuk
menjelaskan atau menginterprestasikan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat diinterprestasikan dengan benar.
Kurang
dari 50% berpengetahuan tidak baik yaitu responden 4 (13.33%),
pencapaian pengetahuan tidak baik mungkin disebabkan pendidikan yang
rendah. Sama
sekali tidak mempunyai pengalaman dan tidak pernah mendapat informasi.
Hal ini diperkuat oleh Notoatmodjo (2005) bahwa pengalaman merupakan
guru yang baik dan merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
Pada
bab ini akan disajikan hasil kesimpulan dan saran dari penelitian
tentang pengetahuan ibu balita tentang imunisasi dasar lengkap pada
bayi di Puskesmas Grajagan.
A. Simpulan
Dari
hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan ibu balita tentang
imunisasi dasar lengkap pada bayi di Puskesmas Grajagan Purwoharjo
sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu 16 responden (53.33%).
B. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian
lebih lanjut perlu dilakukan untuk penelitian selanjutnya kaitannya
dengan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi.
2. Bagi tempat penelitian
a. Meningkatkan pelayanan terhadap imunisasi dasar pada bayi.
b. Melaksanakan swipping pada bayi yang belum mendapatkan imunisasi.
3. Bagi Instansi Kesehatan/ Perpustakaan
a. Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada bayi usia 0-12 bulan.
b.
lebih memperbanyak referensi bahan mata kuliah tentang ilmukesehatan anak terutama imunisasi.
|
4. Bagi masyarakat
Masyarakat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan terutama tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.